Sebelumnya, terima kasih sudah mampir untuk baca fanfic ini di blog saya _ _. Sebenarnya ini fanfic yang dikerjakan sekitar 1 - 2 tahun yang lalu di facebook saya (dan sampai sekarang belom selesai xD). Dan belakangan ini saya kena racun Vocaloid lagi, jadi saya memutuskan untuk melanjutkan fanfic ini dan memberikan perbaikan di sana-sini (terutama pada bagian terjemahan lagu).
Ah, tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Hadyan Arisyi yang sudah tega untuk mengubah lokasi konser pada fanfic ini, yang pada akhirnya tak ingin saya rubah lokasinya xD. (Woi udah woi curhatnya!)
Baiklah~, selamat menikmati fanfic ini dan jangan lupa kasi kripik, eh kritik dan saran :D
Part 1 : Kesalahpahaman Diantara Kita
Suatu malam
setelah konser Vocaloid di Kelapa Dua, Jawa Barat, Indonesia.
“Bagaimana sih!? Seharusnya ‘kan kamu bisa
menyesuaikan suaraku! Untung para penonton tadi tidak terlalu memperhatikan
kesalahan kita tadi!” Rin sejak tadi mengomel karena penampilan terakhirnya
tadi agak sedikit terganggu karena suara Len yang sedikit serak.
“Ehrrkk ..
Kamu sendiri tadi koreografinya agak berantakan. Untung aku bisa mengikuti
gerakanmu, uhuk uhuk.” Len yang sejak tadi diam diomeli Rin akhirnya bicara
juga, meskipun ia harus berbicara dengan tenaga ekstra karena suaranya serak.
“Sudah
sudah .. kalian kenapa malah saling menyalahkan..? Yang terpenting konser hari
ini berjalan lancar ‘kan?” Kaito selaku ketua Vocaloid berusaha menenangkan
mereka.
“Iya,lagipula
besok kita masih ada konser, tidak mungkin ‘kan kalian akan tampil di
depan fans kalian dengan kondisi seperti itu? Miku menambahkan. Semua terdiam
kembali. Tak satupun dari mereka bicara.
Len berdiri dari tempat duduknya. “Mau kemana
Len?” Tanya Luka.
“Ahrr..
Aku mau istirahat. Tapi aku tidak yakin besok aku dapat tampil dengan baik
dengan kondisiku yang seperti ini.” Len berjalan menuju pintu keluar ruang rapat
dengan langkah gontai.
“Ya! Kamu memang sebaiknya tidak tampil besok.
Kamu hanya akan menggangguku!” Teriak Rin dari kejauhan.
JDEEER!. Len terdiam sejenak, ia menghentikan
langkahnya. Hatinya seperti disayat-sayat mendengar perkataan Rin. Selama ini
belum pernah Len melihat saudara kembarnya marah sampai seperti itu. “Yaa..
maafkan aku .. uhuk ..” Len berjalan lagi.
Ia keluar dari ruang rapat. BLAM!. Pintu ruang
rapat dibanting oleh Len. “Rin! Apa apaan kamu membentak Len sampai seperti
itu!? Kamu kira mudah menyanyi dengan suara serak seperti itu!?” Miku naik
darah. Ia tidak terima Len diperlakukan seperti itu. Miku tahu Len yang
belakangan ini latihan terlalu keras untuk mempersiapkan konser tahun ini
dengan sebaik baiknya.
“Itu kan salah dia sendiri, kenapa suaranya
sampai serak. Pasti dia terlalu banyak minum air es.” Rin bicara dengan nada
ketus.
“Apa katamu!? Sebenarnya di-” belum sempat Miku
menyelesaikan kata katanya Kaito dan Luka memegang bahunya dan menahannya.
Mereka berdua tersenyum, seolah berkata “Jangan katakan, biarkan ia mengerti
sendiri.”.
“Apa? Sebenarnya apa?” Tanya Rin. Tetapi Miku
terdiam, ia mengerti isyarat yang diberikan Kaito dan Luka.
“Huh, ya
sudah kalau kamu tidak mau memberitahu, lagipula itu pasti bukan hal yang
penting sampai aku perlu mendengarnya” Rin pun pergi meninggalkan Miku, Kaito,
dan Luka di ruang rapat.
“Kai-chan, apa tidak apa apa seperti ini? Aku
khawatir mereka tidak akan berbaikan seperti semula” Tanya Miku pada Kaito. Ia
menatap mata Kaito.
“Tidak apa apa, kita lihat saja nanti.” Kaito
tersenyum.
“Waaaa!! Senyum Kai-chan memang nomor satuuu!!” Miku
memeluk Kaito.
“Eh eh, hei Miku, hentikan. Bisa bahaya kalau
sampai ketahuan Meiko.” Kaito panik dan segera melepas pelukan Miku.
Sementara itu, Len yang tidak jadi istirahat
pergi berjalan jalan keluar. Sepanjang jalan ia terus memikirkan kata kata Rin.
Len terus berjalan tanpa arah. Dan akhirnya ia berhenti di sebuah jembatan. Ia
menyanyikan sebait lagu milik Miku :
Arigatou
sayonara (terima kasih,
selamat tinggal)
Setsunai kata omoi (sebuah pahit cinta yang bertepuk sebelah tangan)
Ashi wo tome tara omoidashite shimau, dakara (jika aku berhenti melangkah sekarang, mungkin aku akan mengenang masa lalu kita, jadi)
Arigatou sayonara (terima kasih, selamat tinggal)
Naitari shinai kara (aku tak akan menangis sama sekali)
Sou omotta totan ni fuwari (saat aku memikirkannya)
Maiorite kuru yuki (dengan lembut, salju mulai turun)
Furetara tokete kieta (dan ketika kusentuh, salju itu larut dan menghilang)
Setsunai kata omoi (sebuah pahit cinta yang bertepuk sebelah tangan)
Ashi wo tome tara omoidashite shimau, dakara (jika aku berhenti melangkah sekarang, mungkin aku akan mengenang masa lalu kita, jadi)
Arigatou sayonara (terima kasih, selamat tinggal)
Naitari shinai kara (aku tak akan menangis sama sekali)
Sou omotta totan ni fuwari (saat aku memikirkannya)
Maiorite kuru yuki (dengan lembut, salju mulai turun)
Furetara tokete kieta (dan ketika kusentuh, salju itu larut dan menghilang)
Hajimete no Koi ga Owaru Toki (Ketika Cinta
Pertama Berakhir)
Sambil menyanyi, Len mengingat kenangan tentang
dirinya dan Rin. Ia ingat ketika pertama kali mereka berlatih Vokal dengan Miku
dan Meiko. Ia juga ingat ketika konser pertamanya sukses. Kaito mentrakir makan
seluruh Vocaloid Member, saat itu Len pesan semangkuk besar ramen dan ia
menyuapi ramen tersebut kepada Rin. Ia ingin kembali ke tempat Rin dan
teman-temannya. Tapi sepertinya saudara kembarnya tak akan mau menerimanya
lagi. Len terus menatap sungai yang memantulkan bayangannya.
Rin yang sejak tadi sudah kembali ke kamarnya. Terus
berpikir, ia sadar kalau kata katanya sudah keterlaluan sampai menyakiti hati
Len. Ia melirik tempat tidur Len yang terletak di sebelah tempat tidurnya. “Len
belum kembali …Apakah dia kabur?”.”Apakah dia marah karena kata-kataku yang
keterlaluan tadi?”. Banyak kemungkinan buruk yang terlintas di benak Rin. Tapi
ia ingin menyingkirkannya. Ia tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada Len.
Terakhir kali ia memikirkan sesuatu yang buruk terjadi pada Len, hal itu benar
benar terjadi.
Saat itu,
ketika Len, Rin dan Miku selesai latihan Vokal bersama Kaito dan Meiko. Len
minta ijin pulang duluan karena ia ingin mengunjungi temannya terlebih dahulu.
Tetapi sampai malam tiba, Len belum kembali. Rin yang khawatir berpikir bahwa
Len kecelakaan karena sampai malam Len belum pulang. Dan benar saja, sesaat
kemudian Rin mendapat telepon dari Meiko, Meiko memberitahu Rin bahwa Len
tertabrak mobil ketika akan menyeberang. Tapi untung saja lukanya tidak terlalu
parah.
Rin tidak ingin hal seperti itu terulang kembali.
Karena meskipun Len agak bandel, sering bolos latihan, dan sering melanggar
larangan bagi Vocaloid (seperti minum minuman dingin terlalu banyak, atau makan
makanan yang berbumbu kuat). Rin tetap menyayangi saudara kembarnya itu. Tanpa
sadar air mata Rin mengalir dan ia bernyanyi :
Nagarete iku chiisana negai (kenangan kecil itu semakin menjauh)
Namida to sukoshi no RIGURETTO (bersama
dengan air mata dan sedikit penyesalan)
Tsumi ni kizuku no wa itsumo (selalu
saja, kusadari dosa yang kuperbuat)
Subete owatta ato (setelah semuanya
terlambat)
Riguretto Messeeji (Pesan Penyesalan)
“Ah, sudah larut malam, aku
harus mencari Len!” Rin menyeka air matanya dan berlari. Di lobi Rin berpapasan
dengan Miku, Kaito, dan Luka yang baru saja keluar dari ruang rapat.
“Ah, mau kemana Rin-chan?” Tanya Miku ketika
ia melihat Rin yang tergesa gesa keluar dari kamarnya.
“A .. aku mau mencari Len,
aku ingin minta maaf atas apa yang sudah kukatakan padanya!” Sambil terus
berlari Rin berteriak. Semakin jauh dan hanya tinggal siluetnya yang terlihat
oleh Miku.
“Tuh kan, apa kataku ..” Kaito mengedipkan
sebelah matanya. Mereka bertiga pun akhirnya tertawa bersama.
“A .. aku tidak tahu dimana
Len, tapi aku harus menemukan Len dan segera minta maaf .“Rin berlari tanpa
arah. Tetapi perasaannya yang terhubung dengan Len membuatnya tahu ia harus
pergi kemana. Rin akhirnya sampai di sebuah jembatan. Samar samar ia mendengar
suara Len yang sedang bernyanyi. Rin semakin mendekat, memastikan bahwa orang
itu benar Len. Semakin dekat .. semakin jelas apa yang dinyanyikan oleh Len :
Tooku tooku hatenaku meguriyuku sadame (takdirku berputar semakin jauh, tanpa ada
akhirnya)
kaketa KOKORO sagashite atemonaku samayou
(ku berjalan tanpa arah untuk menemukan serpihan hatiku)
kawaita tamashii sae uruosu utagoe (lagu
yang membasahi hatiku yang kering)
yakitsuite hanarenai (hangus
di dalamnya, tak akan pernah terpisah)
kimi no egao wo mitsukeru hi made...
(sampai nanti kulihat senyummu)
Kimi wo Sagasu Sora (Mencarimu di Langit)
“Len!! Dimana kamu..?!”
Teriak Rin sambil terus berlari.
Samar samar Len mendegar
suara Rin. “Ah, apakah aku baru saja mendengar suara Rin? Atau jangan jangan
itu hanya halusinasiku saja." Len menengok ke sebelah kirinya, tak ada orang …
sebelah kanan, tak ada juga.
“Hanya
perasaanku saja ..” Len menghembuskan nafas panjang. Tapi semakin lama suara
itu semakin jelas terdengar. Tak hanya itu.. semakin jelas kalau suara itu
sedang menyanyikan sebuah lagu :
Puhaa...dou shiyou ano ne,
jitsu wa ne... (Fuh .. apa yang harus kulakukan. Hei,
sebenarnya …)
Dame da, yappari kowai no (Ugh, aku
tidak bisa mengatakannya, aku terlalu takut)
Su, su, su su, su
su, su...su (su, su, su su, su su,
su...su)
Suki,
daaisuki!!!! (Aku suka padamu, Aku
sangat menyukaimu!!!)
Su-Su-Su-Su-Suki!!Daisuki!!! (Su-Su-Su-Su-Suka! Sangat menyukaimu!!!)
“Waaaaaaa!” Len kaget karena
tiba tiba Rin menepuk bahunya dari belakang. Seketika Len membalikkan badannya.
Terlihat wajah Len langsung merah padam seperti kepiting rebus.
“Pffft.. Ahahahahaha.” Rin
tertawa melihat wajah Len yang mendadak berubah seperti kepiting rebus.
“Aa .. apa kamu ketawa ketawa? Bukankah tadi
kamu marah padaku?” Len menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Ia tidak ingin
terlihat memalukan di depan Rin.
“Hahahaha, tadi ya tadi .. Sekarang aku tidak
marah kok, aku ingin minta maaf ..” Rin menggenggam kedua telapak tangan Len
dan menyingkirkannya dari wajah Len.
“Tidak mungkin, kamu pasti
bohong.” Setengah tidak percaya Len mendengar kata-kata Rin tadi. Len membuang
pandangannya dari wajah Rin.
“Apa wajahku mengatakan
kalau aku berbohong?” Rin memegang kedua pipi Len dan menghadapkan wajah Len ke
wajahnya. Len melihat wajah Rin yang tersenyum. Itu cukup untuk membuktikan
kalau Rin sudah tidak marah padanya.
”Maafkan aku ya, aku sudah
berbicara yang tidak enak padamu.” Rin memeluk Len. “A.. wa .. wa .. wa .., Rin,
lepaskaaan.” Len tidak menyangka bahwa dirinya akan dipeluk oleh Rin. tapi ia
tidak melawan.
“Aku memarahimu karena aku tidak ingin konser
kita sampai gagal, tapi .. kurasa aku berlebihan memarahimu.” Kata Rin, Len
tersenyum dan berkata
“Yaa, suaraku juga serak
gara gara aku terlalu banyak berlatih, aku juga tidak ingin konser kita gagal,
aku ingin membuktikan pada dunia bahwa kita adalah pasangan kembar yang
terbaik. Tapi kurasa aku juga terlalu berlebihan melakukannya .. “
Sementara
itu, dari kejauhan. Miku, Kaito, dan Luka memperhatikan apa yang Len dan Rin
lakukan. “Hehehe, benar kan .. mereka akan kembali seperti biasa.” Kaito
tersenyum melihat junior juniornya.
“Hwaaaaaa, Miku juga mau dipeluuuuk!” Miku
memeluk Kaito dengan erat.
“Eh, wah . wa .. waa.. Miku
lepaskaaan ..”Kaito gelagapan karena tidak siap. Sementara itu Luka
mengeluarkan kamera saku miliknya, dan .. JEPRET!!. Ia memfoto Miku dan Kaito
yang sedang berpelukan.
“Waaaahh!! Lukaaa! Jangan
kau berikan foto itu pada Meiko atau aku akan dibunuhnyaaaa!!!” Kaito berlari
mengejar Luka yang buru buru berlari ke studio foto untuk mencetak foto tadi.
“Hwaaah!? Apa yang kalian
lakukan disini?” Rin dan Len kaget melihat Miku, Kaito, dan Luka yang sedang
kejar kejaran. Kaito mengejar Luka yang membawa kamera berisi foto Kaito dan
Miku, sedangkan Miku mengejar Kaito karena ingin memeluknya lagi.
“A.. Aku rasa mereka
mengikutimu sejak tadi …” kata Len terbata, masih dengan suaranya yang serak.
“Ayo kita kembali, akan
kubuatkan minuman agar sakit tenggorokanmu cepat sembuh.” Rin menarik tangan Len
dan berlari.
“Eh, hei Rin, bagaimana
dengan mereka?” Len menengok kearah
Miku, Kaito, dan Luka yang masih saling mengejar.
“Tinggalkan saja mereka.” Rin
menjulurkan lidahnya dan terus berlari.
Ceritanya keren, kak. Aku suka :)
BalasHapusSekalian tolong mampir di blog-ku ya :P masih beberapa sih ceritanya. Aku sama temenku masih pemula, jadi tolong saran+kritiknya ya ;)
URL: boukaroido.blogspot.com/