Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S
Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang
(kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan
kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas
kasihan. Dengan kata lain cinta dan kasih memiliki hampir kesamaan arti tetapi
kata kasih memperkuat arti dari cinta.
Menurut ibnu al-arabi
Mari kita simak pendapat Ibnu al-arabi (tokoh filosofo
islam) mengenai rasa cinta. Ibnu al-araby membagi cinta pada 3 tingkatan,
yaitu:
1.Cinta Natural. cinta ini bersifat subjektif, kita lebih
mementingkan keuntungan diri sendiri. Contohnya, kita dapat mencintai seseorang
karna dia telah menolong kita, berbuat baik pada kita. Seperti cintanya seekor
kucing pada majikannya karna telah merawatnya.
2.Cinta Supranatural. Cinta ini brsifat objektif, tanpa
pamrih. dimana kita akan mencintai seseorang dengan tulus tanpa mengharapkan
timbal balik walau masih ada muatan subjektif. Contohnya seperti cintanya seorang
ibu pada anaknya, ia rela berkorban apapun dan bgaimanapun caranya demi
kebaikan anaknya walaupun tanpa ada balasan (rasa cinta) dari anaknya tersebut.
Pada tingkat inilah kita akan mulai memahami pepatah yang menyabutkan “CINTA
TAK HARUS MEMILIKI”
3.Cinta Ilahi. Inilah kesempurnaan dari rasa cinta. Kita
tidak hanya akan mendahulukan kepentingan objek yand kita cintai,. Lebih dari
itu, ketika kita telah mencapai tingkatan ini kita tidak akan lagi melihat diri
kita sebagai sesuatu yang kita miliki, penyerahan secara penuh, sirnanya
kepentingan pribadi. Kita merasa bahwa apapun yang kita miliki adalah milik
objek yang kita cintai.
Triangular Theory of Love
Di dalam teori ini, cinta digambarkan memiliki tiga
elemen/komponen yang berbeda, yaitu : keintiman (intimacy), gairah/nafsu
(passion), dan kesepakatan/komitmen (commitment). Teori ini dikemukakan oleh
Robert Sternberg – seorang ahli psikologi. Berbagai gradasi maupun jenis cinta
timbul karena perbedaan kombinasi di antara ketiga elemen tersebut. Suatu
hubungan interpersonal yang didasarkan hanya pada satu elemen ternyata lebih
rapuh daripada bila didasarkan pada dua atau tiga elemen.
Berdasarkan “Triangular Theory of Love” disebutkan beberapa
bentuk-bentuk cinta, yaitu :
1. Menyukai
(liking) atau pertemanan karib (friendship), yang cuma memiliki elemen
intimacy. Dalam jenis ini, seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan
kedekatan dengan orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu yang menggebu
atau komitmen jangka panjang.
2. Tergila-gila
(infatuation) atau pengidolaan (limerence), hanya memiliki elemen passion.
Jenis ini disebut juga Infatuated Love, seringkali orang menggambarkannya
sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya elemen intimacy dan
commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.
3. Cinta hampa
(empty love), dengan elemen tunggal commitment di dalamnya. Seringkali cinta
yang kuat bisa berubah menjadi empty love, yang tertinggal hanyalah commitment
tanpa adanya intimacy dan passion. Cinta jenis ini banyak dijumpai pada kultur
masyarakat yang terbiasa dengan perjodohan atau pernikahan yang telah diatur
(Era Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih?)
4. Cinta romantis
(romantic love). Cinta jenis ini memiliki ikatan emosi dan fisik yang kuat
(intimacy) melalui dorongan passion.
5. Cinta
persahabatan sejati (companionate love). Didapatkan pada hubungan yang telah
kehilangan passion tetapi masih memiliki perhatian dan intimacy yang dalam
serta commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi antar sahabat yang
berlawanan jenis.
6. Cinta semu
(fatuous love), bercirikan adanya masa pacaran dan pernikahan yang sangat
bergelora dan meledak-ledak (digambarkan “seperti angin puyuh”), commitment
terjadi terutama karena dilandasi oleh passion, tanpa adanya pengaruh intimacy
sebagai penyeimbang.
7. Cinta
sempurna (consummate love), adalah bentuk yang paling lengkap dari cinta.
Bentuk cinta ini merupakan jenis hubungan yang paling ideal, banyak orang
berjuang untuk mendapatkan, tetapi hanya sedikit yang bisa memperolehnya.
Sternberg mengingatkan bahwa memelihara dan mempertahankan cinta jenis ini jauh
lebih sulit daripada ketika meraihnya. Sternberg menekankan pentingnya
menerjemahkan elemen-elemen cinta ke dalam tindakan (action). “Tanpa ekspresi,
bahkan cinta yang paling besar pun bisa mati” kata Sternberg.
8. Non Love,
adalah suatu hubungan yang tidak terdapat satupun dari ketiga unsur tersebut. hanya
ada interaksi namun tidak ada gairah, komitmen, ataupun rasa suka.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih
mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan
pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu. Perbedaan
antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
1. Cinta
bersifat manusiawi
2. Cinta
bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
3. Cinta
menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
http://yourdreamisyourworld.blogspot.com/2011/02/manusia-dan-cinta-kasih.html
http://tiosijimbo.wordpress.com/2012/04/04/manusia-dan-cinta-kasih/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar