Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai,
cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah
segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indahl, pemandangari alam
(pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah,
mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, ta13nan, perabot
rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah
identik dengan kebenaran.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “G,a-ris Besar Estetik”
(Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan
kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu
ber¬asal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti
kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir
dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3,
yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas menurut para ahli, yaitu :
a. Menurut The Liang Gie keindahan adalah ide kebaikan
b. Menurut Pluto watak yang indah dan hukum yang indah
c. Menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik
dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik murni
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman
estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang
lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda benda yang dapat -diserap
dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun
dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan
kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan
hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan
si pengarnat.
Hubungan manusia dan keindahan
Pada Hakikatnya Manusia adalah sebagai makhluk yang sempurna
di ciptakan dengan akal fikiran, perasaan dan nafsu. Pada kehidupan sehari-hari
manusia tak pernah lepas dari unsur keindahan, baik menciptakan keindahan
maupun menikmati keindahan itu sendiri secara langsung maupun tidak langsung.
Ada beberapa alasan bagi manusia untuk menciptakan
keindahan, ada yang menciptakan keindahan untuk banyak orang agar dapat di
nikmati oleh orang-orang, ada yang menciptakan keindahan untuk suatu
kepentingan, bahkan ada juga yang menciptakan keindahan untuk di nikmati oleh
dirinya sendiri.
Sangat luas kawasan keindahan bagi manusia. Karena itu
kapan, di mana, dan siapa saja dapat menikmati keindahan. Selain itu manusia
memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan pribadinya. Tanpa
estetika manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu unsur dari kehidupan
adalah estetika. Sedang manusia adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan
estetika ini.
Pada dasarnya semua unsur yang ada di muka bumi ini memiliki
keindahan, keindahan dapat berupa keindahan alam, keindahan karya seni,
keindahan musik ataupun bisa juga keindahan pada manusia itu sendiri yang di
ciptakan dengan kesempurnaan di bandingkan makhluk Tuhan yang lain. Semua unsur
di muka bumi ini adalah ciptaan Tuhan maka pada dasarnya keindahan itu
bersumber dari Tuhan dan di ciptakan oleh Tuhan untuk dapat di nikmati oleh
manusia, sehingga perasaan kita akan merasa lebih baik karena adanya keindahan
itu sendiri.
Alasan Manusia Mencipta Keindahan
Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam itu ciptaan
Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya
wajar, tidak herlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik
dari keadaan yang sebenarnya, justru tidak indah. Karena akan ada ucapan “lebih
cantik dari warna aslinya”. Bila ada pemain drama yang berlebihlebihan,
misalnya marah dengan meluap-Iuap padahal kesalahan kecil, atau karena
kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian menangis meraung-raung, itu berarti
tidak alamiah.
Maka keindahan berasal dari kata indah berarti bagus,
permai, cantik, molek dan sebagainya. Benda yang mengandung keindahan ialah
segala hasil seni dan alam semesta ciptaan Tuhan. Sangat luas kawasan keindahan
bagi manusia. Karena itu kapan, di mana, dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Hubungan manusia dan keindahan
manusia memiliki lima komponen yang secara otomatis dimiliki
ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu,
akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang telah diberikan
kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat
dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal, manusia
memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya
sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia melakukan
kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, manfaat, dan tujuan
dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana
kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan.
Akal dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dirniliki
oleh makhluk lain. Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan
pada manusia ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan
karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda. Kehendak atau keinginan pada
manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak atau keinginan pada
hewan bersumber dari naluri.
Sesuai dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani,
maka kehendak atau keinginan manusia itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak
terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni
untukmenciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah
bukan rahasia lagi bahwa “yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap
manusia itu tidak lain hanyalah sesuatu yang “baik”, yang “indah”. Maka
“keindahan pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan
keindahan tu itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana . keindahan itu
perasaan “(ke) manusia (annya)” tidak terganggu.
Dengan adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia
menggunakan nafsunya untuk mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau
direnungkan oleh sang akal tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan
anugrah yang diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana
dengan hati ini manusia dapat merasakan adanya keindahan, oleh karena itu
manusia memiliki sensibilitas esthetis.
Source:
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/pengertian-keindahan/
http://sugiartha26.wordpress.com/2011/04/11/5-manusia-dan-keindahan-2/
http://atrisumantri.blogspot.com/2011/10/manusia-dan-keindahan.html
Source:
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/pengertian-keindahan/
http://sugiartha26.wordpress.com/2011/04/11/5-manusia-dan-keindahan-2/
http://atrisumantri.blogspot.com/2011/10/manusia-dan-keindahan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar