Entah gue kesurupan apaan, bisa nulis sesuatu yang kaya gini. Antara takjub, bingung, sampe kaget tulisan gue berbentuk seperti ini. Gue emang disuruh bikin puisi untuk tulisan di Periode 1, tapi gue gak nyangka bakalan jadi gini. Ngomong-ngomong, ini masih berbentuk puisi kah? Silahkan dinikmati, dan kalau anda merasa mual segeralah kabur menuju toilet terdekat.
Aku yang dulu bukanlah aku yang sekarang
Aku yang dulu selalu menggebu-gebu mengejar impian
Bukanlah aku yang sekarang, yang seolah kehilangan arah menuju impian
Kemanakah diriku yang dulu?
Yang selalu bermimpi di waktu luangku
Mungkin semua itu hanya mimpi
Yang sekarang tak dapat terkejar lagi jejaknya
Wahai aku di masa depan
Akan menjadi apakah engkau disana?
Mampukah engkau menjadikan mimpimu nyata?
Ataukah menyerah dengan segala hambatan yang membuatmu lelah?
Aku tidak ingin menjadi Pilot yang terbang kesana kemari
Akupun tidak berharap menjadi Animator yang selalu berkutat dengan kertas
Aku hanya ingin mengerahkan segenap kemampuanku
Di tempat yang membuatku merasa bersemangat dan senang
Setidaknya hanya itu yang dapat aku katakan
Dari Aku di masa ini
Kugenggam erat perasaan ini
Dan berkata; Masa depan hanyalah milikku seorang
Minggu, 30 Maret 2014
Induktif
Induksi / induktif adalah suatu proses berpikir yang
bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan
(inferensi). Induksi sendiri tak akan banyak manfaatnya kalau tidak diikuti
oleh proses penalaran deduktif.
Proses penalaran induktif dapat dibedakan lagi menjadi :
Generalisasi
Adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat selutuh
fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh :
Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas
cantik.
Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki
kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Macam-macam generalisasi :
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi
dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian
fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum
diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang
memakai celana pantalon.
Hipotese
Contoh :
Ilmuan Amerika melakukan penelitian tentang bulan. Mereka
membuat hipotesa. Di bulan tidak ada makhluk hidup. Maka melakukan eksperimen
dengan mengirim astronot ke sana dan dugaannya benar maka hipotesa itu jadi
kesimpulan yang terbukti.
Analogi
Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu
gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang
mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama.
Jenis-jenis analogi :
1. Analogi
induktif.
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan
persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa
yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi
induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh : Nindy terpaksa di cutikan dari Universitas
Gunadarma karena terlambat mengisi KRS. Tria juga akan di cutikan dari
Universitas Gunadarma jika dia terlambat mengisi KRS.
2. Analogi
deklaratif.
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau
menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang
sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal
atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui
atau kita percayai. Contoh : metode pengajaran yang diberikan oleh dosen kepada
mahasiswanya haruslah memiliki waktu yang efektif. Pemberian materi kepada mahasiswa
sebaiknya sesuai dengan kapasitas mahasiswa sejauh mana mahasiswa dapat
menampung materi yang diberikan. Sama halnya dengan ember yang terus menerus
diisi air, pada akhirnya akan tumpah juga jika terus menerus diisi dengan air.
Hubungan Kausal
Hubungan sebab akibat / hubungan kausal ialah hubungan
keterkaitan atau ketergantungan dari dua realitas, konsep, gagaasan, ide, atau
permsalahan. Suatu kegiatan tidak dapat mengalami suatu akibat tanpa disertai
sebab, atau sebaliknya suatu kegiatan tidak dapat menunjukkan suatu sebab bila
belum mengalami akibat.
Contoh :
Kuberikan sedikit uang disakuku untuk membeli obat, ia
menatap wajahku.. Menitikkan air mata lagi.. Ia menangis karena senang
mendapatkan uang untuk membeli obat dan makanan untuk adik dan ibunya dirumah.
Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan anak itu bersama ibunya di pasar.
Mereka menghampiriku,, memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima
kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari yang lalu.
Referensi :
- http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/03/pengertian-generalisasi/
- http://inessworld.blogspot.com/2013/03/definisi-penalaran-induktif-paragraf_4134.html
- http://restatimur.blogspot.com/2014/03/induktif.html
Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan
adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus)
dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi
sosial dan penanda status sosial.
Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua
proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut
dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang
termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi
subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah
(middle term). Contoh:
Semua hewan membutuhkan makanan. (Premis Mayor)
Kucing adalah hewan (premis minor).
Kucing membutuhkan makanan (Konklusi)
Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya
berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi
katagorik.
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian
antecedent.
Contoh:
Jika cerah saya
naik motor.(mayor)
Sekarang cerah.(minor)
Saya naik motor
(konklusi).
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian
konsekuennya.
Contoh:
Jika hujan, bumi
akan basah (mayor).
Sekarang bumi telah
basah (minor).
Hujan telah turun
(konklusi).
Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas
premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila
premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan
menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Amuro berada di Jakarta atau Depok.
Amuro berada di Depok.
Jadi, Amuro tidak berada di Jakarta.
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
- http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
- http://ditaariska.blogspot.com/2013/04/silogisme-kategorial-silogisme.html
- http://gilatugas.blogspot.com/2012/04/silogisme-dan-penalaran.html
- http://restatimur.blogspot.com/2014/03/deduktif.html
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan
disebut dengan premis dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi . Hubungan
antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat
di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan
yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat yang membentuk kalimat. Kalimat tanya,kalimat
perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapat disebut proposisi .
Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi
kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi
kalimat berita yang netral
Inferensi dan Implikasi
Inferensi adalah suatu proses penarikan konklusi dari satu
atau lebih proposisi. Ada dua cara yang bisa ditempuh dalam inferensi yaitu
inferensi induktif dan inferensi deduktif.
Inferensi deduktif terdiri atas inferensi langsung dan
inferensi tidak langsung (inferensi silogistik). Inferensi langsung adalah
penarikan konklusi hanya dari sebuah premis. Ada jenis lima penalaran langsung yaitu :
inversi,konversi,obvesrsi,kontraposisi,dan oposisi
Inversi adalah penalaran langsung dengan cara dengan
menegasikan subjek proposisi premis dan menegasikan atau tidak menegasikan baik
subjek maupun predikat proposisi premis, maka inversi itu disebut inversi
lengkap. Inversi dilakukan dengan menegasikan subjek proposisi premis,
sedangkan predikatnya tidak dinegasikan, maka inversi itu disebut inversi
sebagian.
Implikasi itu artinya akibat, seandainya dikaitkan dengan
konteks bahasa hukum, misalnya implikasi hukumnya, berarti akibat hukum yang
akan terjadi berdasarkan suatu peristiwa hukum yang terjadi.
Bahasa hukum sebenarnya tidak rumit, prinsipnya bahasa hukum
masih mengikuti kaidah EYD, bahasa Indonesia baku. Tetapi, untuk konteks
tertentu, ada hal-hal yang tidak bisa mempergunakan bahasa Indonesia baku.
Wujud Evidensi
Pada hakikatnya evidensi adalah semua yang ada semua
kesaksian,semua informasi,atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan
suatu kebenaran, fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur
adukan dengan apa yang di kenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud
yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud
dengan data atau informasi adlah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu
sumber tertentu.
Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus
merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara
tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai
evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian
tersebut.
- Observasi.
- Kesaksian.
- Autoritas.
Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita
peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut
baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa
semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus
mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
- Konsistensi.
- Koherensi.
Cara menguji autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua
desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan
pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh
didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
- Tidak mengandung prasangka.
- Pengalaman dan pendidikan autoritas.
- Kemashuran dan prestise.
- Koherensi dengan kemajuan.
Referensi:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
- http://sitompulke17.blogspot.com/2010/05/proposisi.html
- http://restatimur.blogspot.com/search/label/Soft%20Skill%20B.%20Indonesia%202
Langganan:
Postingan (Atom)