Buat yang udah nungguin lanjutannya, maaf baru bisa ngepost lanjutannya. gak pake lama lagi, silahkaaaaan!
“Ini, minumlah..”
Rin memberikan sebotol minuman kepada Len sesampainya mereka di hotel.
“Uh, apa ini ..? aku tidak
yakin ini enak ..” Len mencium bau yang menyengat dari minuman itu. Baru saja
Len akan meletakkan kembali minuman yang diberikan Rin. Rin bernyanyi :
saa nome omae suki daro? Yasai juusu (Nah, minumlah! Kamu menyukainya, kan? Jus
sayuran ini)
watashi ga kimeta ima kimeta (aku baru saja
memilihkannya untukmu)
dakara nonde watashi no yasai
juusu (jadi,
minumlah! Minum jus sayuranku!)
kakaku wa nihyaku en (yang harganya 200 yen)
(Po Pi Po)
“M
i n u m …”Rin menatap Len dengan wajah menakutkan.
“Aaa .. ~ baiklah …” Len
masih ragu untuk meneguk jus sayuran yang diberikan Rin. perlahan Len
mengarahkan mulut botol itu ke mulutnya …
“Uhukk !!!” Len tersedak
karena tiba tiba Rin memegang botol jusnya dan langsung mencekoki Len.
“Hehe, kalau begini kan jadi
cepat habis..” Rin terus mencekoki Len dengan wajah menakutkan.
“Uhukk !! Rin .. kalau begini bukannya sakit
tenggorokanku sembuh tapi nyawaku yang akan melayang. Lagipula, jus apa ini?
Rasanya sangat aneh” Len mengelap bibirnya yang berceceran jus.
“Uhuk! Kok rasanya seperti
ini sih !?” Rin memuntahkan jusnya.
“Rin-chaaaaaan, apa kamu
lihat jus negi(daun bawang) milikku?” Miku melongok dari pintu kamar Len dan
Rin.
“Itu jus terenak yang pernah
aku minum, jadi jangan mengkritik rasanya!!” teriak Miku, ia menyambar botol
dari tangan Rin dan melangkah keluar kamar Rin dan Len.
“Kalau begitu .. Dimana jus
milikku?” Tanya Rin.
“Ehehehe…” Rin tertawa
datar.
“Hehe, maafkan a-” BLETAKKKK!!. Belum sempat
Kaito menyelesaikan kalimatnya. Sebuah mic melayang ke arahnya dengan kecepatan
tinggi dan membentur dahinya. Dengan setengah sadar ia berdiri lagi di depan
pintu kamar Rin dan Len. Kaito dikejutkan lagi karena Rin tiba tiba sudah
berada di depannya.
“KAITO-KUN BODOOOOOHH!!!”
Rin berteriak di depan wajah Kaito. Kaito shok, belum sadar dari shoknya, Rin
membanting pintu kamarnya, dan sialnya, daun pintu itu menabrak hidung Kaito.
Ia pun langsung pingsan di depan kamar Len dan Rin dengan darah mengalir dari
hidungnya.
“Wiiiiw… Triple combo” Len
bersiul.
“Diam kamu!” dengan kesal
Rin meloncat ke atas kasurnya dan bersembunyi di balik selimut. Dari balik
selimut Rin menangis. “Kenapa selalu saja aku berbuat sesuatu yang salah?”
tanyanya lirih. Len yang sejak tadi berusaha memejamkan matanya tidak tega
mendengar saudara kembarnya menangis.
“Tidak apa apa kok, lagipula
jus negi milik Miku juga tidak terlalu buruk rasanya” len berusaha menghibur
Rin.
Last night, Good night (malam terakhir, selamat tidur)
Kono yoru kimi no te (malam ini,)
Nigitte nemuru yo (aku akan terus
menggenggam tanganmu dan tidur bersamamu)
Oyasumi (kuucapkan selamat tidur)
Suteki na asa wo mou ichido (akan sangat menyenangkan)
Kimi to sugosetara (jika aku dapat menghabiskan pagi bersamamu sekali lagi)
Chiisana sonna kibou sae (aku hanya berharap, meski hanya sebuah harapan
kecil)
Omou dake no kiseki (semoga harapan itu bisa menjadi keajaiban)
(Last Night Good Night)
“Jangan menyanyikan lagu
yang sedih seperti itu.. kita akan selalu bersama kan?” Tanya Rin. Len tidak
menjawabnya, ia hanya tersenyum kecil. “Selamat tidur, Len-chan ..” Rin
memejamkan matanya.
“Hei, aku tidak suka
dipanggil ‘Len-chan” ..” Len kembali ke kasurnya dan memejamkan matanya.
Di pagi yang cerah. Pagi dimana burung burung
berkicau dengan riang dan Kaito sedang berkejaran-kejaran dengan Miku. “Heii
Rin, banguuun” Len menepuk pipi Rin.
“Eemm ..
sebentar lagi Len~ 5 meniit saja” Rin
kembali sembunyi di balik selimutnya.
“Uhuk .. sepertinya aku benar benar tidak akan
ikut konser malam ini ..” Len berkata dalam hati sambil memegangi lehernya,
berharap sakit tenggorokannya cepat sembuh.
“Ngh .. Len ..?” Rin membuka matanya, melihat
wajah Len yang lesu. “Masih sakit ya tenggorokanmu? Maaf ya” Tangan Rin
menggenggam tangan Len yang sedang memegangi lehernya.
“Ah, tidak
apa apa kok” Wajah Len memerah karena malu. Mereka berdua bertatapan dengan
tatapan yang dalam.
“Ah, Hei! Sedang apa kalian berdua duaan saja?
Sedang bermesraan ya?” Tiba tiba kepala Kaito melongok ke dalam kamar Len dan
Rin.
“Ah, Hoaa! Ti, tidak! Ini tidak seperti yang
Kaito-senpai pikirkan!” Rin langsung menendang perut Len hingga terjungkal dari
atas kasur.
“Ahahaha, kenapa kalian jadi gugup begitu? Ayo
kita lari pagi sambil membicarakan hal-hal untuk konser nanti malam” Kaito
tersenyum lebar.
“Ah, yaa. Kami akan menyusul nanti” kata Len
sambil berusaha memanjat kasur Rin lagi.
“Kai-chaaaan” dari jauh terdengar suara Miku
yang sedang mencari Kaito. Rupanya Kaito kabur dari kejaran Miku saat Miku
lengah.
“Aih,
baiklah kalau begitu, cepat menyusul ya, aku harus segera pergi” Kaito langsung
kabur dari kamar Len dan Rin.
Tak lama kemudian
Miku yang masuk ke kamar Len dan Rin. “Heii, apa kalian melihat Kai-chan?”
Tanya Miku.
“Kaito-senpai baru saja keluar, katanya dia
mau lari pagi” kata Len dan Rin bersamaan. Len dan Rin berpandangan satu sama
lain. Lalu mereka tertawa terbahak-bahak.
“Eh? Kenapa kalian tertawa? Ada sesuatu yang lucu
kah?” Tanya Miku dengan wajah bingung.
“Ahahaha,
tidak ada apa apa kok” Rin menyeka airmatanya yang keluar karena tertawa
terlalu banyak.
“Hmm .. ya sudaaah. Eh Len, tenggorokanmu masih
sakit? Mau minum jus negi-ku lagi?” Miku menyodorkan botol berisi jus berwarna
hijau itu kepada Len.
“Tidaaak, terima kasih” kata Len tegas. Ia sudah
merasakan anehnya rasa jus itu dan tidak mau meminumnya lagi.
“Baiklaaah, terima kasih ya” Miku pun menghilang
dari kamar Len dan Rin. mereka berdua masih tertawa bersama.
“Ahahaha,
kasihan Kaito-senpai, kamu sih kasih tahu dimana Kaito-senpai ke Miku, ahaha”
Len tertawa sampai terjatuh dari kasur Rin.
“Ahahaha, kamu juga tuh, aku kan cuma ikutan
kamu” kata Rin. Len berusaha menggapai tepi tempat tidur. Tapi entah mengapa
tangannya malah menyentuh pipi Rin yang sedang tiduran di tepi kasur.
“Ah. Eh? Apa ini? Lembut sekali” pikir Len. Len mencubit
pipi Rin.
“A,aduduh, Len, kenapa cubit pipiku sih? Rin
melepas tangan Len dari pipinya.
“Ma, maaf.
Aku tidak tidak bermaksud untuk mencubit pipimu” kata Len sambil duduk dan
bersandar di tepi tempat tidur Rin.
“Ah, ng .. tidak apa apa kok” Pipi Rin memerah.
Ia tidak menyangka kalau saudara kembarnya akan menyentuh pipinya seperti tadi.
“A, ayo kita susul Kaito-senpai, dia pasti sudah
menunggu kita dari tadi” Len bangkit dari duduknya. Ia menggenggam tangan Rin
dan menariknya.
“Ah, hei tunggu, seenaknya saja menarik tanganku”
kata Rin. baru saja Rin akan bangun dari tempat tidurnya, kakinya tersandung
dan ia jatuh menindih Len. “Aduhh! Sakit Len.. Gara gara kamu nih”.
“Uh .. lebih sakit aku tahu, sudah jatuh tertimpa
kamu pula” kata Len.
“Memangnya aku seberat itu? Sampai sampai kamu
kesakitan begitu” Rin bicara dengan nada ketus dan mencubit pipi Len dengan
keras.
” Adududuh! Engga enggaa, tadi aku cuma bercanda
kok, lepas dooong, sakit nih” Len mengaduh kesakitan dan balas mencubit pipi
Rin.
“Aaaa! Kenapa kamu balas cubit?! Kan sakiiit!”
Rin menjerit.
Di taman
dekat hotel, 10 menit kemudian setelah pertarungan Len dan Rin.
“Hee? Kenapa pipi kalian? Kok merah begitu?”
Tanya Kaito yang keheranan karena melihat pipi Len dan Rin yang merah dan
sedikit bengkak.
“Hng, gak tau. Jangan dibahas deh” kata Rin. Ia
berlari jauh didepan Len. Sedangkan Kaito memperlambat larinya agar sejajar
dengan Len.
” Hei Len, apa yang terjadi?” kali ini Kaito
bertanya kepada Len.
“Ahaha, tidak apa apa, biasa anak kecil” Len
tertawa datar sambil memegangi pipinya.
“Ah, aku punya sesuatu untukmu, semoga ini bisa
berguna” Kaito menyerahkan sebuah botol berisi tablet tablet kepada Len.
” Apa ini? Ekstrak Negi? Hehehe” Len curiga botol
itu pemberian Miku dan diserahkan kepadanya karena Kaito tidak mau menerimanya.
“Ya bukan lah. Itu obat sakit tenggorokan,
kudengar sampai sekarang tenggorokanmu masih bermasalah” kata Kaito. “Ah,
petunjuk pemakaiannya ada disitu kok” tambahnya.Len langsung berbalik dan
berlari secepat mungkin. “Hey! Mau kemana kamu? Tanya Kaito.
“Aku mau kembali ke hotel, aku akan meminum obat
ini. Ah, terima kasih banyak ya senpai!” Len melambaikan tangannya dan terus
berlari menjauh.
“Hee, semangat sekali anak itu” Kaito bengong
melihat Len yang mendadak semangat. Kaito melanjutkan larinya dan berusaha mengejar
Rin yang berada jauh di depannya. Tapi tak lama kemudian ia berhenti berlari.
“Ah, aku lupa kasih tahu kalau efek sampingnya bisa bikin ngantuk. Tapi tak apa
lah, dia juga pasti tahu” Kaito berlari lagi.
“Ng, Kaito-kun. Mana Len?
Bukankah tadi Kaito-kun lari bersama Len?” Tanya Rin yang bingung mencari Len.
“Hm.. dia
sudah kembali ke hotel duluan tadi. Aku tak tahu apa yang akan dia lakukan”
Kata Kaito sambil mengangkat bahunya.
”Huh .. pasti si bodoh itu mau melakukan hal hal
yang aneh lagi” gerutu Rin. Kaito hanya tertawa datar mendengar gerutuan Rin.
mereka berdua melanjutkan lari pagi mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar