Renamon - Digimon Daigaku no Peeji: Vocaloid Fanfiction #2 - Sebelum Konser Dimulai

Sabtu, 25 Januari 2014

Vocaloid Fanfiction #2 - Sebelum Konser Dimulai

Buat yang udah nungguin lanjutannya, maaf baru bisa ngepost lanjutannya. gak pake lama lagi, silahkaaaaan!

“Ini, minumlah..” Rin memberikan sebotol minuman kepada Len sesampainya mereka di hotel.

                    “Uh, apa ini ..? aku tidak yakin ini enak ..” Len mencium bau yang menyengat dari minuman itu. Baru saja Len akan meletakkan kembali minuman yang diberikan Rin. Rin bernyanyi :


saa nome  omae suki daro?  Yasai juusu (Nah, minumlah! Kamu menyukainya, kan? Jus sayuran ini)
watashi ga kimeta  ima kimeta (aku baru saja memilihkannya untukmu)
dakara nonde  watashi no yasai juusu (jadi, minumlah! Minum jus sayuranku!)
kakaku wa nihyaku en (yang harganya 200 yen)

(Po Pi Po)

                    “M i n u m …”Rin menatap Len dengan wajah menakutkan. 
                    “Aaa .. ~ baiklah …” Len masih ragu untuk meneguk jus sayuran yang diberikan Rin. perlahan Len mengarahkan mulut botol itu ke mulutnya … 
                    “Uhukk !!!” Len tersedak karena tiba tiba Rin memegang botol jusnya dan langsung mencekoki Len. 
                    “Hehe, kalau begini kan jadi cepat habis..” Rin terus mencekoki Len dengan wajah menakutkan. 
                     “Uhukk !! Rin .. kalau begini bukannya sakit tenggorokanku sembuh tapi nyawaku yang akan melayang. Lagipula, jus apa ini? Rasanya sangat aneh” Len mengelap bibirnya yang berceceran jus.
                     “Ckck, jus seenak ini kamu bilang rasanya aneh ..?” Rin menegak sisa jus miliknya.
                    “Uhuk! Kok rasanya seperti ini sih !?” Rin memuntahkan jusnya.
                     “Aku bilang juga apa .. itu sudah bukan jus lagi, rasanya aneh” Len menegak air putih dari botol lain.

                    “Rin-chaaaaaan, apa kamu lihat jus negi(daun bawang) milikku?” Miku melongok dari pintu kamar Len dan Rin.
                      “Ah? Jus … negi …? Jangan jangan …” Rin dan Len menengok ke arah botol jus yang masih dipegang Rin.
                     “Ah! Itu kan jus negi milikku !!” Teriak Miku sambil menunjuk botol yang dipegang Rin.
                     “Pantas saja rasanya aneh .. ternyata .. itu jus negi?” badan Len bergetar. BLETAK!!. Miku melempar mic yang sejak tadi digenggamnya.
                    “Itu jus terenak yang pernah aku minum, jadi jangan mengkritik rasanya!!” teriak Miku, ia menyambar botol dari tangan Rin dan melangkah keluar kamar Rin dan Len.
                     
                    “Kalau begitu .. Dimana jus milikku?” Tanya Rin.
                     “Mana aku tahu, aku saja tidak tahu kalau kamu membeli jus sayuran” Len merabahkan dirinya di kasur. Mereka berdua terdiam. Tap .. tap .. tap .., suara langkah terdengar dari luar kamar Rin dan Len.
                     “Lho? Kalian berdua sudah pulang daritadi?” Kaito melongokkan kepalanya ke kamar Len dan Rin.
                     “Ah, iya Kaito-kun. Oh ya, apa Kaito-kun lihat jus sayuran yang aku letakkan di lemari es? Tanya Rin.
                     “Maksudmu ini..?” Kaito memperlihatkan botol jus yang dipegangnya. “Kukira ini jus milik Luka, sebagai balas dendam karena ia telah memfotoku dan Miku, jadi aku meminumnya” Kaito menghabiskan jus di dalam botolnya.
                    “Ehehehe…” Rin tertawa datar.

                     “Hehe, maafkan a-” BLETAKKKK!!. Belum sempat Kaito menyelesaikan kalimatnya. Sebuah mic melayang ke arahnya dengan kecepatan tinggi dan membentur dahinya. Dengan setengah sadar ia berdiri lagi di depan pintu kamar Rin dan Len. Kaito dikejutkan lagi karena Rin tiba tiba sudah berada di depannya.

                    “KAITO-KUN BODOOOOOHH!!!” Rin berteriak di depan wajah Kaito. Kaito shok, belum sadar dari shoknya, Rin membanting pintu kamarnya, dan sialnya, daun pintu itu menabrak hidung Kaito. Ia pun langsung pingsan di depan kamar Len dan Rin dengan darah mengalir dari hidungnya.

                    “Wiiiiw… Triple combo” Len bersiul.
                    “Diam kamu!” dengan kesal Rin meloncat ke atas kasurnya dan bersembunyi di balik selimut. Dari balik selimut Rin menangis. “Kenapa selalu saja aku berbuat sesuatu yang salah?” tanyanya lirih. Len yang sejak tadi berusaha memejamkan matanya tidak tega mendengar saudara kembarnya menangis.

                    “Tidak apa apa kok, lagipula jus negi milik Miku juga tidak terlalu buruk rasanya” len berusaha menghibur Rin.
                     “Maafkan aku ya Len..” Rin berkata pelan. Len bangkit dari tempat tidurnya. Ia menghampiri Rin yang masih bersembunyi di balik selimut. Len menarik selimut Rin lalu menyelimuti Rin lagi.
                     “Sekarang kamu tidur, besok masih ada konser kan?” Len tersenyum . Entah mengapa senyum Len kali ini terlihat sangat manis di mata Rin.
                     “Yap, tapi .. nyanyikan aku sebuah lagu, ya?” Rin berharap Len mau menyanyikan sebuah lagu untuk pengantar tidurnya.
                     “Hm .. yaa.. baiklah ..” Len menarik nafas dalam dalam.

Last night, Good night (malam terakhir, selamat tidur)
Kono yoru  kimi no te (malam ini,)
Nigitte  nemuru yo (aku akan terus menggenggam tanganmu dan tidur bersamamu)
Oyasumi (kuucapkan selamat tidur)

Suteki na  asa wo mou ichido (akan sangat menyenangkan)
Kimi to sugosetara (jika aku dapat menghabiskan pagi bersamamu sekali lagi)
Chiisana sonna kibou sae (aku hanya berharap, meski hanya sebuah harapan kecil)
Omou dake no kiseki (semoga harapan itu bisa menjadi keajaiban)

(Last Night Good Night)

                    “Jangan menyanyikan lagu yang sedih seperti itu.. kita akan selalu bersama kan?” Tanya Rin. Len tidak menjawabnya, ia hanya tersenyum kecil. “Selamat tidur, Len-chan ..” Rin memejamkan matanya.

                    “Hei, aku tidak suka dipanggil ‘Len-chan” ..” Len kembali ke kasurnya dan memejamkan matanya.

Di pagi yang cerah. Pagi dimana burung burung berkicau dengan riang dan Kaito sedang berkejaran-kejaran dengan Miku. “Heii Rin, banguuun” Len menepuk pipi Rin.
 “Eemm .. sebentar lagi Len~ 5 meniit saja”  Rin kembali sembunyi di balik selimutnya.
“Uhuk .. sepertinya aku benar benar tidak akan ikut konser malam ini ..” Len berkata dalam hati sambil memegangi lehernya, berharap sakit tenggorokannya cepat sembuh.
“Ngh .. Len ..?” Rin membuka matanya, melihat wajah Len yang lesu. “Masih sakit ya tenggorokanmu? Maaf ya” Tangan Rin menggenggam tangan Len yang sedang memegangi lehernya.
 “Ah, tidak apa apa kok” Wajah Len memerah karena malu. Mereka berdua bertatapan dengan tatapan yang dalam. 
“Ah, Hei! Sedang apa kalian berdua duaan saja? Sedang bermesraan ya?” Tiba tiba kepala Kaito melongok ke dalam kamar Len dan Rin.
“Ah, Hoaa! Ti, tidak! Ini tidak seperti yang Kaito-senpai pikirkan!” Rin langsung menendang perut Len hingga terjungkal dari atas kasur.
“Ahahaha, kenapa kalian jadi gugup begitu? Ayo kita lari pagi sambil membicarakan hal-hal untuk konser nanti malam” Kaito tersenyum lebar.
“Ah, yaa. Kami akan menyusul nanti” kata Len sambil berusaha memanjat kasur Rin lagi.
 “Kai-chaaaan” dari jauh terdengar suara Miku yang sedang mencari Kaito. Rupanya Kaito kabur dari kejaran Miku saat Miku lengah.
 “Aih, baiklah kalau begitu, cepat menyusul ya, aku harus segera pergi” Kaito langsung kabur dari kamar Len dan Rin.
 Tak lama kemudian Miku yang masuk ke kamar Len dan Rin. “Heii, apa kalian melihat Kai-chan?” Tanya Miku.
 “Kaito-senpai baru saja keluar, katanya dia mau lari pagi” kata Len dan Rin bersamaan. Len dan Rin berpandangan satu sama lain. Lalu mereka tertawa terbahak-bahak.
“Eh? Kenapa kalian tertawa? Ada sesuatu yang lucu kah?” Tanya Miku dengan wajah bingung.
 “Ahahaha, tidak ada apa apa kok” Rin menyeka airmatanya yang keluar karena tertawa terlalu banyak.
“Hmm .. ya sudaaah. Eh Len, tenggorokanmu masih sakit? Mau minum jus negi-ku lagi?” Miku menyodorkan botol berisi jus berwarna hijau itu kepada Len.
“Tidaaak, terima kasih” kata Len tegas. Ia sudah merasakan anehnya rasa jus itu dan tidak mau meminumnya lagi.

“Baiklaaah, terima kasih ya” Miku pun menghilang dari kamar Len dan Rin. mereka berdua masih tertawa bersama.
 “Ahahaha, kasihan Kaito-senpai, kamu sih kasih tahu dimana Kaito-senpai ke Miku, ahaha” Len tertawa sampai terjatuh dari kasur Rin.
“Ahahaha, kamu juga tuh, aku kan cuma ikutan kamu” kata Rin. Len berusaha menggapai tepi tempat tidur. Tapi entah mengapa tangannya malah menyentuh pipi Rin yang sedang tiduran di tepi kasur.
“Ah. Eh? Apa ini? Lembut sekali” pikir Len. Len mencubit pipi Rin.
“A,aduduh, Len, kenapa cubit pipiku sih? Rin melepas tangan Len dari pipinya.
 “Ma, maaf. Aku tidak tidak bermaksud untuk mencubit pipimu” kata Len sambil duduk dan bersandar di tepi tempat tidur Rin.
“Ah, ng .. tidak apa apa kok” Pipi Rin memerah. Ia tidak menyangka kalau saudara kembarnya akan menyentuh pipinya seperti tadi.
“A, ayo kita susul Kaito-senpai, dia pasti sudah menunggu kita dari tadi” Len bangkit dari duduknya. Ia menggenggam tangan Rin dan menariknya.
“Ah, hei tunggu, seenaknya saja menarik tanganku” kata Rin. baru saja Rin akan bangun dari tempat tidurnya, kakinya tersandung dan ia jatuh menindih Len. “Aduhh! Sakit Len.. Gara gara kamu nih”.
“Uh .. lebih sakit aku tahu, sudah jatuh tertimpa kamu pula” kata Len.
“Memangnya aku seberat itu? Sampai sampai kamu kesakitan begitu” Rin bicara dengan nada ketus dan mencubit pipi Len dengan keras.
” Adududuh! Engga enggaa, tadi aku cuma bercanda kok, lepas dooong, sakit nih” Len mengaduh kesakitan dan balas mencubit pipi Rin.
“Aaaa! Kenapa kamu balas cubit?! Kan sakiiit!” Rin menjerit.
Di taman dekat hotel, 10 menit kemudian setelah pertarungan Len dan Rin.
“Hee? Kenapa pipi kalian? Kok merah begitu?” Tanya Kaito yang keheranan karena melihat pipi Len dan Rin yang merah dan sedikit bengkak.
“Hng, gak tau. Jangan dibahas deh” kata Rin. Ia berlari jauh didepan Len. Sedangkan Kaito memperlambat larinya agar sejajar dengan Len.
” Hei Len, apa yang terjadi?” kali ini Kaito bertanya kepada Len.
“Ahaha, tidak apa apa, biasa anak kecil” Len tertawa datar sambil memegangi pipinya.
“Ah, aku punya sesuatu untukmu, semoga ini bisa berguna” Kaito menyerahkan sebuah botol berisi tablet tablet kepada Len.
” Apa ini? Ekstrak Negi? Hehehe” Len curiga botol itu pemberian Miku dan diserahkan kepadanya karena Kaito tidak mau menerimanya.
“Ya bukan lah. Itu obat sakit tenggorokan, kudengar sampai sekarang tenggorokanmu masih bermasalah” kata Kaito. “Ah, petunjuk pemakaiannya ada disitu kok” tambahnya.Len langsung berbalik dan berlari secepat mungkin. “Hey! Mau kemana kamu? Tanya Kaito.
“Aku mau kembali ke hotel, aku akan meminum obat ini. Ah, terima kasih banyak ya senpai!” Len melambaikan tangannya dan terus berlari menjauh.
“Hee, semangat sekali anak itu” Kaito bengong melihat Len yang mendadak semangat. Kaito melanjutkan larinya dan berusaha mengejar Rin yang berada jauh di depannya. Tapi tak lama kemudian ia berhenti berlari. “Ah, aku lupa kasih tahu kalau efek sampingnya bisa bikin ngantuk. Tapi tak apa lah, dia juga pasti tahu” Kaito berlari lagi.
                “Ng, Kaito-kun. Mana Len? Bukankah tadi Kaito-kun lari bersama Len?” Tanya Rin yang bingung mencari Len.
“Hm.. dia sudah kembali ke hotel duluan tadi. Aku tak tahu apa yang akan dia lakukan” Kata Kaito sambil mengangkat bahunya.
”Huh .. pasti si bodoh itu mau melakukan hal hal yang aneh lagi” gerutu Rin. Kaito hanya tertawa datar mendengar gerutuan Rin. mereka berdua melanjutkan lari pagi mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar