Renamon - Digimon Daigaku no Peeji: Vocaloid Fanfiction #3 - Live Concert, Start!

Sabtu, 25 Januari 2014

Vocaloid Fanfiction #3 - Live Concert, Start!

Untuk beberapa alasan, gw pecah 1 part jadi part 2 dan 3, maafkan daku wahai pembaca fanfic QAQ. part ini lebih banyak porsi di lagu daripada ceritanya *tampol.
sore de ha, douzo~

-Lokasi Konser Vocaloid, pukul 20.35


                “Hm .. jadi kamu ngga ikut konser? Memangnya separah itu ya sakit tenggorokanmu?” Tanya Rin. Len hanya menggelengkan kepalanya, lalu ia menulis sesuatu di papan tulis kecil yang sejak tadi dibawanya, lalu Len menunjukkan papan tulisnya kepada Rin. “Suaraku tiba tiba menghilang, aku tidak mungkin menyanyi dengan kondisi seperti ini..” Rin membaca tulisan di papan tulis Len.
“Heee, lalu bagaimana dengan penggemarmu? Pasti mereka akan kecewa jika kamu tidak tampil dalam konser ini” sambung Miku.
                Len mengangkat kedua bahunya. Memberi isyarat bahwa ia memang tidak memiliki ide untuk mengatasi masalah ini. Semua terdiam. Mereka memikirkan bagaimana caranya agar Len dapat tampil di konser ini.
“Ah! Aku ada ide!” teriak Miku. Semua mata tertuju pada Miku dengan pandangan tajam, menunggu kata kata yang keluar dari mulut Miku. “Bagaimana jika kita gunakan rekaman suara Len, sehingga Len dapat tampil tanpa harus menyanyi”.Len langsung menggeleng dengan cepat menandakan ia tidak setuju dengan ide Miku, kemudian Len menulis sesuatu lagi di papan kecilnya.
“Tidak. Sama saja bohong kalau aku tampil tapi tidak menyanyi, hanya sekedar lipsync”. “Hhhh.. apa boleh buat. Nanti aku yang bilang ke para penggemarmu kalau malam ini kamu tidak bisa tampil” Rin menghela nafas, membayangkan betapa kecewanya wajah para penggemar Len yang mayoritas anak perempuan itu.
“Ayo, para penggemar kita sudah menunggu, kita tidak boleh membuat mereka menunggu lebih lama lagi” Kaito menepuk punggung Rin. sementara itu Len menulis sesuatu (lagi) di papannya. “Selamat berjuang, aku akan mendukung dari sini” Len tersenyum sambil menunjukkan papannya kepada Rin. Rin membalas senyum Len, lalu pergi ke atas panggung bersama Kaito dan Miku.
                “Kyaaaa! Riiin! Mikuu!” para penggemar Miku dan Rin berteriak karena melihat Rin dan Miku yang naik panggung bersama. “Haloo semua. Sebagai lagu pembuka. Kami akan menyanyikan lagu “Promise” untuk kalian. Selamat menikmati” Miku melambaikan tangannya.
Monogatari no peeji wo (sebuah halaman dari cerita ini)
Kawaita kaze ga mekutteyuku (telah dirobek oleh angin kering)
Hitori janai soredakede ("Kau tidak sendiri" hanya itu yang bisa kukatakan)
Tsuyoku nareru kigashita (kusadari aku mulai terbiasa dengan kata-kata itu)

Kizutsuita tsubasa hirogete (kubentangkan sayapku yang patah)
Mou ichido habataite miyou (agar kau dapat melihatnya sekali lagi)
Kono koe ga tadoku nara (jika suara ini dapat mencapaimu)
Osoreru koto wa nai kara (maka tak ada yang perlu ditakutkan lagi)

Tooi kioku ga itsumademo (kenangan lama ini)
Kokoro wo shibaru nara (akan selalu tertinggal dalam hati kita)
Kibou no iro ni somete (mereka akan terwarnai dengan harapan)
Mirai wo egake ba ii (alangkah indahnya jika aku dapat melukiskan masa depan)


Musubareta kizuna wa sou (ikatan ini)
Tsuyoku futari wo tsunagiyameru yo (terikat dengan kuat satu sama lain)
Kono inochi tsuduku kagiri hanare naikara (selama aku hidup, ikatan ini tidak akan terpatahkan)
Hateshinai sora he to ima (kepada langit yang tanpa batas)
Kono te nobashite kibou sagasou (raihlah tangan ini dan mari mencari harapan)
Nozomu mirai tooku wa nai (keinginan yang diinginkan ini tidaklah terlalu jauh)
Itsuka todoku yo kitto (pasti, suatu hari nanti keinginan itu akan mencapaimu)

Yuraginai omoi wa  sou (keberanian yang kumiliki ini)
Kimi to futari de tsumugu ashita e (membuatku berputar denganmu ke masa depan)
Sono hikari saegiru mono (cahaya yang menghadang kita)
Furi harau kara (menyapu seluruh keraguan dalam hati)
Koware iku sekai ga  ima (dunia yang mulai hancur ini)
Kodou no imi wa shimeshi hajimeta (menjelaskan makna denyutan dalam hatiku)
Kokoro no naka  kataku chikau (dalam hatiku)
Kimi wo mamoru yo (aku bersumpah akan melindungimu)
Zutto...  (selamanya)

Promise

                    Lagu yang Rin dan Miku nyanyikan selesai. Mereka berdua kembali ke belakang panggung. Sekarang giliran Rin yang menyanyi. “Ah, aku lupa, aku belum menyiapkan satu  lagu pun untuk konser ini karena terlalu memikirkan Len” pikir Rin. ia melihat sekelilingnya, mencari sesuatu yang mungkin dapat digunakannya sebagai pemicu ingatan lagu yang pernah dinyanyikannya.

                    Ketika sedang melirik kanan kiri, tiba tiba sebuah pesawat kertas terbang ke arahnya. Rin langsung menangkap pesawat itu, lalu tersenyum kecil. Sepertinya Rin sudah menemukan lagu yang akan dinyanyikannya kali ini. Ia langsung pergi ke depan panggung. Sementara itu, dari balik tumpukan kotak berisi dekorasi panggung muncul Len. Rupanya Len yang tadi melempar pesawat kertas pada Rin tanpa sepengetahuan Rin. ia tersenyum lebar karena rencananya akan berhasil.

              “Selamat malam semuaaa! Kali ini Rin akan membawakan lagu spesial berjudul “Kami Hikoouki” untuk kalian semua” Kata Rin sambil melempar pesawat kertasnya ke arah penonton. Belum sempat pesawat kertas itu mendarat, sudah menjadi rebutan para penonton yang ingin mengambilnya. Musik mengalun perlahan memulai lagu yang akan Rin bawakan.
Anata ga iru nara  sore dake de (aku hanya membutuhkan dirimu)
Ikite iru imi ga aru (kamu memberi arti dalam hidupku)
Hikari no sasanai kono heya de (dalam ruangan di mana cahaya tak terpantul)
Mirai wa kagayaite ita yo (masa depan bersinar)

Hi ni hi ni fueru kuda no kazu to (Hari demi hari jumlah selang yang mengikatku bertambah)
Tooku naru mimi (indera pendengarku pun mulai melemah)
Aruku no mo kanari kitsuku natta ka na (apakah nantinya untuk melangkahkan kakiku juga akan menjadi sulit?)

Mou koko kara ikite derenai nara (jika akhirnya aku akan mati disini)
Saigo ni anata ni (pada akhirnya)
Shinpai dake wa kaketakunai kara (aku tidak ingin membuatmu khawatir karenaku)
Hashiru (ku berlari)

Sayonara no (untuk mengucapkan ‘selamat tinggal’ padamu)
Omoi nosete (kukirimkan beserta perasaanku)
Kawasareru (pada saat pertukaran pesan)
Kami hikouki (melalui pesawat kertas)
Namida wa mou miserenai (takkan kutunjukkan air mataku padamu)

Kami Hikoouki (Pesawat Kertas)

“Uh, bagaimana ini? Harusnya kan setelah ini Len yang menyanyi, tapi Len tidak ada. Apa aku gantikan saja ya?” Rin melirik ke belakang panggung. Tidak ada tanda tanda Len akan muncul dari balik panggung. Baru saja Rin menarik nafas untuk melanjutkan menyanyi. Sebuah pesawat terbang muncul dari balik panggung.
“Kyaaaaaa!! Leeenn!!!” para penggemar Len langsung berteriak melihat Len muncul dari balik panggung.
“Eh?! Len? Tidak mungkin!” Rin berbalik dan ia melihat Len sedang memegang sebuah pesawat kertas sambil melambai ke penggemarnya. “Kenapa si bodoh itu ada disini?! Dia kan sedang tidak bisa menyanyi”  pikir Rin. tapi Len tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya seolah dia mampu membaca apa yang ada di pikiran Rin, kemudian Len melanjutkan nyanyian Rin tadi yang sempat terhenti.
Matsu yo. Itsu made mo matteru yo! (aku akan menunggumu. Kan kutunggu selamanya!)
Kimi ga kuru sono hi made (Sampai hari dimana kamu kembali)
Tegami wo daiji ni nakusazu ni itara (akan kusimpan surat berharga darimu ini)
Mata aemasu yo ne...(sampai hari itu tiba, sampai berjumpa lagi..)

“A, apa?! Dia bisa menyanyi? Apa maksudnya ini? Padahal tadi dia tidak bisa bicara sama sekali” Rin terkejut mendengar suara Len yang merdu seperti biasa. Seolah sudah tidak ada masalah pada tenggorokannya. Rin terpaku selama beberapa saat. Ia kembali sadar setelah Len melempar pesawat kertas ke arahnya, memberi tanda bahwa sekarang adalah gilirannya menyanyi. Rin menangkap pesawat kertas itu dan menyanyi lagi.
Hikari no ataranai hana wa tada (Cahaya tidak akan menghantam bunga semudah itu)
Kareteku no wo matsu sadame (Aku menunggu takdirku)
Anata no kureta tegami dake ga (Hanya surat yang kau beri)
Watashi ni hikari wo kureta n desu (Yang menjadi cahaya yang kau berikan kepadaku)
Mou kasunde tegami mo yomenai yo (Surat suratmu menjadi buram karena aku tidak bisa membacanya lagi)
Heya ni hibiku mukishitsu na oto (Suara inorganik bergema di ruanganku)
Onegai  moshi kore ga saigo nara (Tolonglah, jika ini akhirnya)
Ikasete  anata no moto e... (Biarkan aku pergi ke tempatmu)

Musik berhenti selama beberapa saat. “Ini saatnya aku dan Len bernyanyi bersama” kata Rin dalam hati. Ia menarik nafas panjang, bersiap untuk bernyanyi. Len juga melakukan hal yang sama. “Kimi wa …” Baru saja Rin menyanyikan beberapa kata. Tiba tiba para penggemar Len berteriak “Kyaaaaa!!! Len pingsan!!”. Rin terkejut mendengar teriakan itu, ia langsung melihat ke samping kanannya tempat Len berdiri tadi. Benar saja, Len ambruk di atas panggung, masih menggenggam micnya. “Ah! Kenapa lagi ini? Apa dia pura pura pingsan?” kata Rin dalam hati. Melihat Len yang pingsan Rin teringat sesuatu. Rin member isyarat kepada keyboardis dan gitaris untuk mengganti lagu. Rin menghampiri Len yang masih pingsan, lalu ia peluk Len. Musik telah berganti, menjadi lagu yang diminta Rin tadi.

Kimi ga inai sekai ni tada hitori (Jika aku akan berada di dunia ini)
Nokosareru no nara (Tanpa kamu)
Kono mama... (Cukup..)
Issho ni...(Denganmu.. )
Kuchi te yuku yo (Bawa aku pergi)

Aishiteru tada sore sae (Aku mencintaimu, meskipun)
Ienai mama (Tidak dapat dikatakan)
Towa ni (Masa kita)
Tozasarete yuku (Sudah hampir tertutup)
Kimi to no sekai (Untuk selamanya)

Sakende mo todoka nai yo (
Bahkan jika aku berteriak, aku tidak bisa mendapatkan)
Kimi no koe wa mou... ie nai (Kamu .. atau suaramu kembali)

Furi tsumoru yuki yo dou ka (Untuk hujan salju)
Furitsuzukete zutto (Jangan berhenti turun)
Kono mama subete ubai satte yo (Bawa aku pergi dengannya)

Hakanai koe no inochi goto (Semuanya, suaraku, hidupku)
Kakikeshite subete (Hapus mereka semua)

Shiroku... (Hingga semuanya putih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar