Untuk beberapa alasan, gw pecah 1 part jadi part 2 dan 3, maafkan daku wahai pembaca fanfic QAQ. part ini lebih banyak porsi di lagu daripada ceritanya *tampol.
sore de ha, douzo~
-Lokasi
Konser Vocaloid, pukul 20.35
“Hm .. jadi kamu ngga ikut
konser? Memangnya separah itu ya sakit tenggorokanmu?” Tanya Rin. Len hanya
menggelengkan kepalanya, lalu ia menulis sesuatu di papan tulis kecil yang
sejak tadi dibawanya, lalu Len menunjukkan papan tulisnya kepada Rin. “Suaraku
tiba tiba menghilang, aku tidak mungkin menyanyi dengan kondisi seperti ini..”
Rin membaca tulisan di papan tulis Len.
“Heee, lalu bagaimana dengan penggemarmu? Pasti
mereka akan kecewa jika kamu tidak tampil dalam konser ini” sambung Miku.
Len mengangkat kedua bahunya.
Memberi isyarat bahwa ia memang tidak memiliki ide untuk mengatasi masalah ini.
Semua terdiam. Mereka memikirkan bagaimana caranya agar Len dapat tampil di
konser ini.
“Ah! Aku ada ide!” teriak Miku. Semua mata
tertuju pada Miku dengan pandangan tajam, menunggu kata kata yang keluar dari
mulut Miku. “Bagaimana jika kita gunakan rekaman suara Len, sehingga Len dapat
tampil tanpa harus menyanyi”.Len langsung menggeleng dengan cepat menandakan ia
tidak setuju dengan ide Miku, kemudian Len menulis sesuatu lagi di papan
kecilnya.
“Tidak. Sama saja bohong kalau aku tampil tapi
tidak menyanyi, hanya sekedar lipsync”. “Hhhh.. apa boleh buat. Nanti aku yang
bilang ke para penggemarmu kalau malam ini kamu tidak bisa tampil” Rin menghela
nafas, membayangkan betapa kecewanya wajah para penggemar Len yang mayoritas
anak perempuan itu.
“Ayo, para penggemar kita sudah menunggu, kita
tidak boleh membuat mereka menunggu lebih lama lagi” Kaito menepuk punggung
Rin. sementara itu Len menulis sesuatu (lagi) di papannya. “Selamat berjuang,
aku akan mendukung dari sini” Len tersenyum sambil menunjukkan papannya kepada
Rin. Rin membalas senyum Len, lalu pergi ke atas panggung bersama Kaito dan
Miku.
“Kyaaaa! Riiin! Mikuu!” para
penggemar Miku dan Rin berteriak karena melihat Rin dan Miku yang naik panggung
bersama. “Haloo semua. Sebagai lagu pembuka. Kami akan menyanyikan lagu
“Promise” untuk kalian. Selamat menikmati” Miku melambaikan tangannya.
Monogatari no peeji wo (sebuah halaman dari cerita
ini)
Kawaita kaze ga mekutteyuku (telah
dirobek oleh angin kering)
Hitori janai soredakede ("Kau tidak sendiri"
hanya itu yang bisa kukatakan)
Tsuyoku nareru kigashita (kusadari aku mulai terbiasa
dengan kata-kata itu)
Kizutsuita tsubasa hirogete (kubentangkan
sayapku yang patah)
Mou ichido habataite miyou (agar
kau dapat melihatnya sekali lagi)
Kono koe ga tadoku nara (jika suara ini dapat mencapaimu)
Osoreru koto wa nai kara (maka tak ada yang perlu ditakutkan
lagi)
Tooi kioku ga itsumademo (kenangan lama ini)
Kokoro wo shibaru nara (akan selalu tertinggal dalam hati
kita)
Kibou no iro ni somete (mereka akan terwarnai dengan harapan)
Mirai wo egake ba ii (alangkah indahnya jika aku dapat
melukiskan masa depan)
Musubareta kizuna wa sou (ikatan ini)
Tsuyoku futari wo tsunagiyameru yo (terikat
dengan kuat satu sama lain)
Kono inochi tsuduku kagiri hanare naikara (selama
aku hidup, ikatan ini tidak akan terpatahkan)
Hateshinai sora he to ima (kepada
langit yang tanpa batas)
Kono te nobashite kibou sagasou (raihlah
tangan ini dan mari mencari harapan)
Nozomu mirai tooku wa nai (keinginan
yang diinginkan ini tidaklah terlalu jauh)
Itsuka todoku yo kitto (pasti, suatu hari nanti keinginan itu
akan mencapaimu)
Yuraginai omoi wa
sou
(keberanian yang kumiliki ini)
Kimi to futari de tsumugu ashita e (membuatku
berputar denganmu ke masa depan)
Sono hikari saegiru mono (cahaya yang menghadang kita)
Furi harau kara (menyapu seluruh keraguan dalam hati)
Koware iku sekai ga
ima
(dunia yang mulai hancur ini)
Kodou no imi wa shimeshi hajimeta (menjelaskan
makna denyutan dalam hatiku)
Kokoro no naka
kataku chikau (dalam hatiku)
Kimi wo mamoru yo (aku bersumpah akan melindungimu)
Zutto...
(selamanya)
Promise
Lagu yang Rin dan Miku
nyanyikan selesai. Mereka berdua kembali ke belakang panggung. Sekarang giliran
Rin yang menyanyi. “Ah, aku lupa, aku belum menyiapkan satu lagu pun untuk konser ini karena terlalu
memikirkan Len” pikir Rin. ia melihat sekelilingnya, mencari sesuatu yang
mungkin dapat digunakannya sebagai pemicu ingatan lagu yang pernah
dinyanyikannya.
Ketika sedang melirik kanan
kiri, tiba tiba sebuah pesawat kertas terbang ke arahnya. Rin langsung
menangkap pesawat itu, lalu tersenyum kecil. Sepertinya Rin sudah menemukan
lagu yang akan dinyanyikannya kali ini. Ia langsung pergi ke depan panggung.
Sementara itu, dari balik tumpukan kotak berisi dekorasi panggung muncul Len. Rupanya
Len yang tadi melempar pesawat kertas pada Rin tanpa sepengetahuan Rin. ia
tersenyum lebar karena rencananya akan berhasil.
“Selamat malam semuaaa! Kali ini
Rin akan membawakan lagu spesial berjudul “Kami Hikoouki” untuk kalian semua”
Kata Rin sambil melempar pesawat kertasnya ke arah penonton. Belum sempat
pesawat kertas itu mendarat, sudah menjadi rebutan para penonton yang ingin
mengambilnya. Musik mengalun perlahan memulai lagu yang akan Rin bawakan.
Anata ga iru nara sore dake de (aku hanya
membutuhkan dirimu)
Ikite iru imi ga aru (kamu memberi arti dalam hidupku)
Hikari no sasanai kono heya de (dalam ruangan di mana cahaya tak
terpantul)
Mirai wa kagayaite ita yo (masa depan bersinar)
Hi ni hi ni fueru kuda no kazu to (Hari demi hari jumlah selang yang
mengikatku bertambah)
Tooku naru mimi (indera pendengarku pun mulai melemah)
Aruku no mo kanari kitsuku natta ka na (apakah nantinya
untuk melangkahkan kakiku juga akan menjadi sulit?)
Mou koko kara ikite derenai nara (jika akhirnya aku akan mati disini)
Saigo ni anata ni (pada akhirnya)
Shinpai dake wa kaketakunai kara (aku tidak ingin membuatmu khawatir karenaku)
Hashiru (ku berlari)
Sayonara no (untuk mengucapkan ‘selamat tinggal’ padamu)
Omoi nosete (kukirimkan beserta perasaanku)
Kawasareru (pada saat pertukaran pesan)
Kami hikouki (melalui pesawat kertas)
Namida wa mou miserenai (takkan kutunjukkan air mataku padamu)
Kami Hikoouki (Pesawat Kertas)
“Uh, bagaimana ini? Harusnya kan setelah ini Len
yang menyanyi, tapi Len tidak ada. Apa aku gantikan saja ya?” Rin melirik ke
belakang panggung. Tidak ada tanda tanda Len akan muncul dari balik panggung.
Baru saja Rin menarik nafas untuk melanjutkan menyanyi. Sebuah pesawat terbang
muncul dari balik panggung.
“Kyaaaaaa!! Leeenn!!!” para penggemar Len
langsung berteriak melihat Len muncul dari balik panggung.
“Eh?! Len? Tidak mungkin!” Rin berbalik dan ia
melihat Len sedang memegang sebuah pesawat kertas sambil melambai ke
penggemarnya. “Kenapa si bodoh itu ada disini?! Dia kan sedang tidak bisa
menyanyi” pikir Rin. tapi Len tersenyum
dan mengedipkan sebelah matanya seolah dia mampu membaca apa yang ada di
pikiran Rin, kemudian Len melanjutkan nyanyian Rin tadi yang sempat terhenti.
Matsu yo. Itsu made mo matteru yo! (aku akan menunggumu. Kan kutunggu selamanya!)
Kimi ga kuru sono hi made (Sampai hari dimana kamu kembali)
Tegami wo daiji ni nakusazu ni itara (akan kusimpan surat berharga darimu ini)
Mata aemasu yo ne...(sampai hari itu tiba, sampai berjumpa lagi..)
“A, apa?! Dia bisa menyanyi? Apa maksudnya ini?
Padahal tadi dia tidak bisa bicara sama sekali” Rin terkejut mendengar suara
Len yang merdu seperti biasa. Seolah sudah tidak ada masalah pada
tenggorokannya. Rin terpaku selama beberapa saat. Ia kembali sadar setelah Len
melempar pesawat kertas ke arahnya, memberi tanda bahwa sekarang adalah
gilirannya menyanyi. Rin menangkap pesawat kertas itu dan menyanyi lagi.
Hikari no ataranai hana wa tada (Cahaya tidak akan menghantam bunga semudah itu)
Kareteku no wo matsu sadame (Aku menunggu takdirku)
Anata no kureta tegami dake ga (Hanya surat yang kau beri)
Watashi ni hikari wo kureta n desu (Yang menjadi cahaya yang kau berikan kepadaku)
Mou kasunde tegami mo yomenai yo (Surat suratmu menjadi buram karena aku tidak
bisa membacanya lagi)
Heya ni hibiku mukishitsu na oto (Suara inorganik bergema di ruanganku)
Onegai moshi kore ga saigo nara (Tolonglah, jika
ini akhirnya)
Ikasete anata no moto e... (Biarkan aku pergi
ke tempatmu)
Musik berhenti selama beberapa saat. “Ini saatnya
aku dan Len bernyanyi bersama” kata Rin dalam hati. Ia menarik nafas panjang,
bersiap untuk bernyanyi. Len juga melakukan hal yang sama. “Kimi wa …” Baru
saja Rin menyanyikan beberapa kata. Tiba tiba para penggemar Len berteriak
“Kyaaaaa!!! Len pingsan!!”. Rin terkejut mendengar teriakan itu, ia langsung
melihat ke samping kanannya tempat Len berdiri tadi. Benar saja, Len ambruk di
atas panggung, masih menggenggam micnya. “Ah! Kenapa lagi ini? Apa dia pura
pura pingsan?” kata Rin dalam hati. Melihat Len yang pingsan Rin teringat
sesuatu. Rin member isyarat kepada keyboardis dan gitaris untuk mengganti lagu.
Rin menghampiri Len yang masih pingsan, lalu ia peluk Len. Musik telah
berganti, menjadi lagu yang diminta Rin tadi.
Kimi
ga inai sekai ni tada hitori (Jika aku akan berada di dunia ini)
Nokosareru no nara (Tanpa kamu)
Kono mama... (Cukup..)
Issho ni...(Denganmu.. )
Kuchi te yuku yo (Bawa aku pergi)
Aishiteru tada sore sae (Aku mencintaimu, meskipun)
Ienai mama (Tidak dapat dikatakan)
Towa ni (Masa kita)
Tozasarete yuku (Sudah hampir tertutup)
Kimi to no sekai (Untuk selamanya)
Sakende mo todoka nai yo (Bahkan jika aku berteriak, aku tidak bisa mendapatkan)
Kimi no koe wa mou... ie nai (Kamu .. atau suaramu kembali)
Furi tsumoru yuki yo dou ka (Untuk hujan salju)
Furitsuzukete zutto (Jangan berhenti turun)
Kono mama subete ubai satte yo (Bawa aku pergi dengannya)
Hakanai koe no inochi goto (Semuanya, suaraku, hidupku)
Kakikeshite subete (Hapus mereka semua)
Shiroku... (Hingga semuanya putih)
Nokosareru no nara (Tanpa kamu)
Kono mama... (Cukup..)
Issho ni...(Denganmu.. )
Kuchi te yuku yo (Bawa aku pergi)
Aishiteru tada sore sae (Aku mencintaimu, meskipun)
Ienai mama (Tidak dapat dikatakan)
Towa ni (Masa kita)
Tozasarete yuku (Sudah hampir tertutup)
Kimi to no sekai (Untuk selamanya)
Sakende mo todoka nai yo (Bahkan jika aku berteriak, aku tidak bisa mendapatkan)
Kimi no koe wa mou... ie nai (Kamu .. atau suaramu kembali)
Furi tsumoru yuki yo dou ka (Untuk hujan salju)
Furitsuzukete zutto (Jangan berhenti turun)
Kono mama subete ubai satte yo (Bawa aku pergi dengannya)
Hakanai koe no inochi goto (Semuanya, suaraku, hidupku)
Kakikeshite subete (Hapus mereka semua)
Shiroku... (Hingga semuanya putih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar